Kamis, 18 April 2019

Kerajaan-Kerajaan Hindu Di Indonesia


Agama Hindu yang dibawa dari India kuat di Indonesia. Salah satu bentuknya yakni munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, menyerupai Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.

1. Kerajaan Kutai
Kutai yakni kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya berjulukan Kudungga. Raja yang populer yakni Mulawarman. Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk  memperingati upacara itu maka didirikan sebuah Yupa. Dalam Yupa itu ditulis gosip mengenai Kerajaan Kutai.

2. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara yakni kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada periode ke- 5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang
terkenal yakni Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah bisa menciptakan jalan masuk air yang diambil  dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir

3. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya yakni Jayabaya. Jayabaya yakni raja terbesar Kediri. Ia begitu populer alasannya yakni ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir yakni Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran.

4. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya mencakup wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para penggantinya yakni Anusapati (1227-1248), Panji Tohjaya (1248), Ranggawuni
(1248-1268), Kertanegara (1268 -1292).

Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:
1. Candi Jago/Jajaghu, sebagai ma-kam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.


5. Kerajaan Majapahit  
Puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia yakni pada masa kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik erat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur.
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Majapahit antara lain :

a. Raden Wijaya (1293-1309)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yaitu seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura. Beliau minta pinjaman Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya kembali ke Kediri, berpura- pura mengabdi kepada Jayakatwang. Sebagai imbalan Jayakatwang menghadiahkan kawasan hutan Tarik kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang berhasil dikalahkan. Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.

b. Jayanegara (1309-1328)
Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet yakni putra Raden Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Pada ketika Jayanegara menjadi raja, sering terjadi pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, Sora, Nambi, dan Kuti.
Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu, Jayanegara melarikan diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari pemberontakan Kuti. Berkat pinjaman Gajah Mada, Jayanegara sanggup merebut kembali tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan. Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.

c. Tribuwanatunggadewi (1328-1350)
Jayanegara memerintah hingga tahun 1328. Beliau wafat tanpa meninggalkan putra. Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, alasannya yakni Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja.
Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani.
Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat perdana menteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang sakit. Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada berhasil melakukan kiprah itu. Beliau diangkat menjadi maha patih. Saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat impian Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan Nusantara ketika itu yakni Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau), yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun).
Untuk mewujudkan impian itu, Gajah Mada membangun armada laut. Karena mempunyai angkatan bahari yang kuat, Kerajaan Majapahit dikenal seba-gai kerajaan maritim. Pimpinan armada bahari dipercayakan kepada Empu Nala. Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.

d. Hayam Wuruk (1334-1389)
Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk gres berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan citacitanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara sanggup ditaklukkan di bawah Majapahit. Wilayah kerajaannya mencakup hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Pada masa ini, Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan- kerajaan di kawasan daratan Asia Tenggara menyerupai India, Muangthai, Kamboja, dan Cina. Dengan kemajuan hubungan itu, perdagangan dan pelayaran kerajaan Majapahit semakin maju. Bandar-bandar Majapahit, menyerupai Ujung Galuh, Tuban, Gresik, dan Pasuruan ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Cina, India, dan Persia.
Selain berubah menjadi kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju. Hayam Wuruk membangun waduk dan jalan masuk irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah kemudian lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempahrempah, kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.
Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung. Karya sastra yang populer pada masa Kerajaan Majapahit ialah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila. Sedangkan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut menciptakan kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran memimpin secara pribadi rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memkasa raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas. Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak insiden itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat padatahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit mengalami kemunduran.

e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429)
Sepeninggal Hayam Wuruk, terjadi kudeta di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk yakni Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk) diberi kekuasaan di Blambangan. Menurut Bhre Wirabumi, dirinya yang berhak menjadi raja di Majapahit. Pada tahun 1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana wafat. Wirakramawardana digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya yakni Bhre Pamotan yang bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan sentra pemerintahan Kerajaan Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari kontradiksi keluarga. Bhre Pamotan wafat pada tahun 1453 dan tidak ada penggantinya. Baru pada tahun 1456, muncul Bhre Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut hingga pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak


6. Kerajaan Mataram Hindu:

Kerajaan mataram hindu di perintah oleh seorang raja yang bijaksana yaitu raja sanna. Raja kerajaan mataram hindu yang populer yakni sanjaya. Kerajaan mataram hindu meninggalkan sebuah prasasti yang di temukan di daerah canggal. 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

STATISTIK PENGUNJUNG

BANNER BOARD

Flag Counter

Follow Me

SUPPORTED BY

SafelinkU | Shorten your link and earn money
ClickSense | Make Money Taking Surveys‎
Adf.ly | Earn money for each visitor to your shortened links
Subcribe Me | Subcribe My Youtube Channel
Payoneer | International Online Payments: Quick, Secure & Low Cost
MSD |Masduqi Studio Developer

Blog Archive